Sebagai lembaga PUI dalam bidang Bioteknologi & Bioindustri, PPBBI memiliki itikad untuk terus mengembangkan jaringan baik dalam bidang penelitian, pengembangan maupun bisnis. Oleh sebab itu, sebagai salah satu lulusan Australia, peneliti PPBBI, Haryo Tejo Prakoso, M.Agr.Env diinstruksikan untuk memenuhi undangan dari Australian Award Alumni dalam acara “Red Meat and Cattle Partnership Skills Development Alumni and Networking” pada tanggal 9 Maret 2017 di Kedutaan Besar Australia, Jakarta. Acara tersebut dibuka oleh Dr. Justin Lee sebagai Deputy Head of Mission, Kedubes Australia.
Program red meat and cattle (ternak) dilaksanakan sebagai respon atas pengurangan impor daging sapi dari Australia yang sempat merenggang karena beberapa kasus. Untuk mendukung skema besar program ini, pemerintah Australia melaksanakan dua kegiatan (1) Short Term Award yang berupa kursus singkat selama 6 minggu untuk mempelajari seluk beluk manajemen pengelolaan sapi di Australia dan (2) Northern Territory Communities yang menargetkan mahasiswa untuk kursus singkat di Charles Darwin University. Program ini juga selaras dgn program Kementerian Pertanian yang memfokuskan peternakan sapi ke arah pembibitan, bukan ke arah penggemukan. Selain itu, berbagai pihak yang menghadiri dan berpartisipasi dalam program ini ingin menguji coba integrasi kelapa sawit dan sapi. Meskipun demikian, program integrasi sawit sapi bukan tidak memiliki kekurangan. Salah satu ketakutan program integrasi sapi ke dalam perkebunana kelapa sawit adalah resiko tersebarnya fungi penyebab busuk pangkal batang (BPB) yaitu Ganoderma sp. di lahan yang belum terserang seperti di Kalimantan. Sebagaimana kita ketahui bahwa BPB telah banyak menginfeksi lahan sawit di Sumatera. Di sisi lain, PPBBI siap untuk berperan dalam konversi gas metan dari peternakan sapi menjadi biogas jika diperlukan.
HTP/RAP