PPKS Unit Bogor

INTEGRASI KEGIATAN RISET DAN USAHA LINGKUP PUSLIT PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA UNTUK PENGELOLAAN LAHAN PRA DAN PASCA TAMBANG

Sebagai upaya mengimplementasikan kesepahaman agenda integrasi riset dan usaha di lingkup Puslit PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) dalam rapat koordinasi terbatas beberapa waktu lalu di Bogor, maka satu kegiatan utama pengelolaan lahan pra dan pasca tambang batu bara di PT Bukit Asam, Tbk (PT BA) Tanjung Enim, Sumatera Selatan dilaksanakan bersama antara Puslit lingkup PT RPN dan PT BA dengan tujuan untuk: (i) melakukan evaluasi kesesuaian lahan dan upaya perbaikan yang diperlukan, (ii) melakukan rehabilitasi lahan terganggu di area demoplot perkebunan rakyat untuk mengoptimalkan kembali kondisi ekologi, (iii) meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan dan pertanian, (iv) membangun demoplot percontohan teknologi rehabilitasi lahan yang tepat guna (v) memperoleh pertukaran informasi yang terkait dengan managemen teknis rehabilitasi lahan berbasis bioteknologi, serta (vi) memasyarakatkan dan mensosialisasikan penggunaan produk bioteknologi untuk mencegah erosi, pencucian hara tanah, dan memperbaiki agregat tanah.

Kunjungan ke lapang dalam rangka melakukan survey dan pemetaan lahan pasca tambang serta koordinasi dengan tim lingkungan dan perencanaan reklamasi PT BA, dilaksanakan pada tanggal 6-8 Agustus 2015. Dalam hal ini PusLit lingkup PT RPN diwakili oleh PPBBI, PPKS, PPKKI, dan PPK Cq Balit Karet Sembawa. Total luasan lahan yang akan direklamasi adalah 408 ha, dengan tahapan reklamasi 18 ha/tahun. Sampai dengan tahun 2015, luas lahan yang telah direklamasi baru mencapai 7 ha. Lahan ini telah ditanami jenis tanaman HTI berupa pohon mahoni, johar, dan kayu putih.

Melalui konsep “Menambang adalah Bagian dari Rencana Penutupan Tambang” dan “Reklamasi adalah Investasi untuk Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang”, maka implementasi penanganan lingkungan melibatkan juga unsur pemerintah daerah dan masyarakat dalam penetapan peruntukan lahan pasca tambang ini bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi penambangan. Pemilihan tanaman karet dan kelapa sawit yang diinginkan oleh masyarakat setempat merupakan fenomena yang cukup baik bagi prospek pengembangan tanaman perkebunan di masa mendatang dengan memperhatikan pula upaya percepatan pemulihan lahan dan penyehatannya secara optimal.

Penambangan batu bara yang dilakukan secara terbuka (open pit) akan berdampak terhadap terbentuknya lahan terbuka yang pada umumnya tidak subur dan tidak sesuai untuk perkecambahan dan pertumbuhan vegetasi alami. Dari kondisi ini, maka produk berbasis bioteknologi diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesuburan dan perbaikan fisik, kimia dan biologi tanah.

Pembukaan lahan tambang dilakukan secara bertahap. Dari total areal konsensi PT BA, Tbk seluas 25.000 ha di wilayah ini, baru dimanfaatkan sebanyak 10.000 ha. Oleh karena itu lahan yang belum diupayakan pemanfaatan hasil tambangnya akan dijadikan lahan-lahan produktif yang dapat memberikan hasil dan manfaat bagi perusahaan dan masyarakat sekitarnya. Adapun potensi pengelolaan lahan pra tambang yang dapat menjadi prospek yang cukup baik bagi PPBBI adalah penanaman pisang, untuk lahan yang akan ditambang dalam jangka waktu 2-3 tahun kemudian atau kelapa kopyor untuk lahan yang akan ditambang >15 tahun kemudian.

Melalui kerjasama kegiatan riset dan usaha ini diharapkan PT BA dapat mengoptimalkan kegiatan reklamasi sesuai dengan misinya sebagai “Perusahaan energi berkelas dunia yang peduli lingkungan”.

 

Penulis : Dr. Laksmita Prima Santi, MSi


Share di Facebook