PPKS Unit Bogor

Dengan CITORIN, BPBPI Siap Mendukung Kedaulatan Pangan Indonesia

Gelar Teknologi Biostimulan Citorin di desa Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jabar 22 September 2014.

Biostimulan Citorin temuan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) terbukti mampu meningkatkan produksi padi dari 7,1 ton/ha menjadi 8,3 ton/ha di lahan milik Bapak H. Asep desa Cilamaya Wetan, Kab. Kerawang, Jawa Barat. Produksi padi ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata produksi padi di Jawa Barat yang hanya 5,9 ton/ha seperti yang dilaporkan BPS RI.

Biostimulan Citorin ditemukan oleh Dr. Djoko Santoso, peneliti senior BPBPI. Penelitian Dr. Djoko Santoso menemukan metode ekstraksi canggih yang bisa mengambil zat pengatur tumbuh dari bahan organik asli Indonesia. Larutan hasil ekstraksi ini mengandung zat pengatur tumbuh dalam konsentrasi tinggi dan terbukti memberikan efek positif bagi tanaman.

Penelitian dan pengujian Citorin baik di laboratorium, rumah kaca, maupun di lapang membuktikan bahwa aplikasi Citorin bisa meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan memperbaiki perkembangan generatif tanaman. Uji coba di desa Cilamaya Wetan merupakan satu dari 60 lokasi uji coba Citorin di 23 kabupaten yang tersebar di tujuh propinsi di seluruh Indonesia. Hasil uji coba dari 20 lokasi yang sudah panen menunjukkan bahwa Citorin bisa meningkatkan produksi padi rata-rata sebesar 1,57 ton/ha atau 25%. Padi yang diberi aplikasi Citorin menunjukkan keunggulan, yaitu jumlah anakan per rumpun meningkat 20%, jumlah anakan produktif meningkat 28%, bulir bernas per malai meningkat 7% dan bobot rata-rata 1000 bulir bernas meningkat 4%, serta rendemen beras meningkat dari 52% menjadi 59%.

Petani menginformasikan bahwa beras dari sawah yang diaplikasikan Citorin rasanya lebih enak dan pulen. Bulir gabah terlihat lebih mengkilat dan bernas. Lebih dari itu padi yang diaplikasikan Citorin lebih tahan terhadap serangan hama tungro, sundep, beluk dan gejala asem-asem/ambles.

Peningkatan produksi padi ini sangat berarti bagi pendapatan petani maupun pemenuhan pangan nasional. Dengan asumsi bahwa harga gabah Sintanur saat ini ditingkat petani sebesar Rp. 5.800/kg, pendapatan petani akan meningkat kurang lebih Rp. 6,9 jt per ha. Gelar teknologi Biostimulan ini adalah sarana penyebaran informasi ke petani/kelompok tani di Kab. Karawang yang merupakan salah satu lumbung padi propinsi Jawa Barat. Peningkatan adopsi aplikasi Citorin diharapkan akan membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi beras nasional dan memperkokoh kedaulatan pangan nasional.

Gelar teknologi yang dilaksanakan pada hari Senin, 22 September 2014, ini dihadiri tidak kurang dari 100 orang peserta dari beberapa kelompok tani, penyuluh pertanian, perangkat desa, kecamatan, dan dinas pertanian Kab. Karawang. Acara gelar teknologi dibuka oleh Direktur Umum & Komersial PT RPN Dr. Ir. Luqman Erningpraja. Kegiatan yang disponsori oleh PT Maxindo Agro Internasional ini juga dihadiri oleh komisaris Ir. Adi Gunawan. Manajemen PT. RPN & BPBPI juga ikut menghadiri acara gelar teknologi ini, yaitu: Direktur Riset & Pengembangan Dr. Gede Wibawa, Kepala Balai Dr. Priyono, Kaur Penelitian Dr. Siswanto, Kaur Komersialisasi Dr. Laksmita P Santi, dan Kaur SDM Dr. Nurhaimi-Haris.