PPKS Unit Bogor

Pestisida organik dari rempah-rempah penyedap dan menyehatkan

Back to nature, akan menjadi tren dunia dalam produksi pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan kekayaan hayati yang besar dan berragam, Indonesia memiliki potensi besar mentransformasikan keunggulan komparatif sumberdaya alam tersebut menjadi produk yang unggul di pasar global, baik domestik maupun internasional. Untuk itu perlu dukungan riset yang kuat di semua lini.

Ke depan, kebutuhan terhadap produksi pertanian akan semakin tinggi. Hal ini karena tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin meningkat, produk pertanian juga diperlukan untuk biofuel terbarukan (renewable) yang lebih ramah lingkungan serta untuk memenuhi kebutuhan bahan baku berbagai industri lainnya. Karena itu ke depan, peningkatan produktivitas pertanian merupakan suatu keniscayaan. Demikian juga kebutuhan agrokimia (agrochemicals) seperti pupuk dan pestisida, akan semakin meningkat.

Kesadaran akan semakin menipisnya cadangan minyak dunia yang merupakan bahan baku tak terbarukan (unrenewable) dari agrokimia tersebut, telah mendorong upaya beralih ke bahan baku yang terbarukan. Termasuk dalam upaya ini adalah peralihan dari pestisida sintetik ke pestisida organik atau pestisida alami (natural) yang bahan bakunya berasal dari makhluk hidup (tanaman, mikroba ataupun hewan). Selain terbarukan, keunggulan dari pestisida organik ini, termasuk fungisida organik, adalah ramah lingkungan dan positif bagi kesehatan manusia. Untuk pestisida organik yang bahan bakunya berasal dari rempah-rempah yang banyak digunakan dalam industri kuliner khas Indonesia, jelas tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Sebagai salah satu negara kaya keanekaragaman hayati, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar menjadi produsen pestisida organik atau pestisida alami yang sekarang dan kedepan juga menjadi tren dunia dalam pertanian organik (green agriculture), back to nature. Chemo-biodiversity, kaya akan keanekaragaman hayati dapat berarti kaya keanekaragam kimia alami [1]. Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai penghasil rempah-rempah dunia. Dengan dukungan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dari riset dan pengembangan yang baik, keunggulan komparatif sumberdaya alami ini akan mengantarakan produk alami Indonesia yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar dunia. Produk-produk pestisida organik dari perusahan multinasional telah beredar di pasar dunia [1].

Daftar di bawah ini adalah contoh rempah-rempah Indonesia yang digunakan dalam industri kuliner khas Indonesia dan dengan kearifan lokal telah pula digunakan sebagai bahan baku untuk membuat pestisida organik. Beberapa produk organik tersebut telah beredar di pasar internasional dengan Merk Dagang terdaftar. Di Indonesia, sebagian besar pembuatan dan pemanfaatannya masih menggunakan cara-cara tradisional, sederhana dan murah serta mudah aplikasinya di tingkat petani. Untuk produksi skala industri “besar” perlu sentuhan iptek sehingga apa yang selama ini menjadi kelemahan pestisida organik, dapat diperbaiki. Dibanding pertisida sintetik, kelemahan pestisida organik adalah pengaruhnya relatif lambat, stabilitasnya dalam penyimpanan suhu ruang relatif rendah, dan mutunya kurang konsistensi [2]. Iptek pendukung yang diperlukan dalam pengembangan dan produksi pestisida organik antara lain iptek bidang proteksi tanaman, mikrobiologi, kimia bahan alam atau organik, biokimia, bioteknologi dan bioindustri.

Daftar contoh beberapa produk pestisida organik yang dimanfaatkan oleh praktisi pertanian

Produk

Sumber hayati

Aktivitas biologis

Merk Dagang

Oleoresin cabe

Cabe keriting (Capsicum annum)

Fungisida, repelant, bakteri-, insekti-sida

Hot Papper Wax;

Insect Reppelent

Minyak sereh

Sereh (Cymbopogon spp.)

Insektisida, herbisida

GreenMatch Ex

Minyak cengkeh

Cengkeh (S. aromaticum; Eugenia aromaticum)

Insektisida, herbisida, baterisida

Matran EC; Bioorganic Lawn

Minyak kayu manis

kayu manis (Cinnamomum spp)

Insektisida; herbisida

Weed Zap; Repellex

Minyak bawang

Bawang (Ollium sativum)

Pestisida, fungisida

Ekstrak lengkuas

lengkuas (Alpinia galanga)

Insektisida, fungisida

Ekstrak kunyit

kunyit (Curcuma domestica V)

Fungisida

Ekstrak jahe

Jahe (Zingiber officinale)

Insektisida

Ekstrak lada

Lada (Piper ningrum L.)

Insektisida, fungisida

Ekstrak kencur

Kencur (Kaempferia galanga L.)

Fungisida

Ekstrak jeruk nipis

jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Fungisida

Referensi:

[1] Pino O., Y. Sánchez, M.M. Rojas (2013) Plant secondary metabolites as an alternative in pest management. I: Background, research approaches and trends. Rev. Protección Veg. 28: 81-94

[2] Anonim (2013) Macam pestisida organik dan cara membuatnya: http://www.alamtani. com/pestisida-organik.html

 

unduh file pdf