Tanaman hias atau florikultura merupakan salah satu komoditas bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan florikultura di Indonesia sangat potensial karena memiliki peluang pasar yang cukup besar, baik domestik maupun mancanegara. Selain itu, Indonesia yang memiliki iklim tropis dan lahan-lahan yang subur memiliki biodiversitas tanaman yang lebih beragam. Sejak tahun 2005 pemerintah Indonesia mulai memberikan perhatian pada komoditas florikultura tersebut karena dirasa mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Namun rendahnya produksi dan ketersediaan bibit tanaman hias yang berkualitas menyebabkan ekspor tanaman hias di Indonesia hanya senilai US$ 15 juta, lebih rendah dibandingkan negara Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Usaha budidaya tanaman hias sebagian besar masih dilakukan secara konvensional sehingga jumlah bibit yang tersedia masih terbatas. Penggunaan bibit impor mahal serta memakan waktu lama. Pemenuhan kebutuhan bibit yang berkualitas menjadi sangat penting. Kultur jaringan tanaman hias merupakan solusi untuk pemenuhan bibit tanaman hias. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) terus melakukan inovasi di bidang bioteknologi, melakukan pengembangan tanaman hias melalui teknologi kultur jaringan. Melalui teknik ini dapat dilakukan penyediaan bibit tanaman hias dalam skala besar, unggul, seragam, dan bebas penyakit. BPBPI memiliki kemampuan dan pengalaman yang panjang dalam pengembangan dan aplikasi teknologi kultur jaringan pada berbagai tanaman, mulai dari tanaman perkebunan, holtikultura, hingga tanaman hias. BPBPI juga membuka kesempatan bagi mitra, baik dari pemerintahan maupun swasta yang ingin belajar mengenai teknik kultur jaringan tanaman hias melalui progam pelatihan dan magang.
Pada tanggal 25 Februari hingga 1 Maret 2014, perwakilan dari Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan kota Tomohon – Sulawesi Utara mengikuti kegiatan pelatihan : Perbanyakan Tanaman Hias Dengan Teknik Kultur Jaringan selama lima hari di BPBPI. Tomohon yang dikenal sebagai kota bunga akan mengembangkan komoditas krisan secara kultur jaringan. Kegiatan pelatihan ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman hias. Selain diberi pembekalan materi, peserta juga dibimbing secara langsung untuk melakukan praktek kultur jaringan tanaman hias mulai dari pembuatan media tanam kultur jaringan, sterilisasi eksplan, penanaman eksplan, aklimatisasi, hingga pendataan. Acara pelatihan ditutup dengan kegiatan fieldtrip ke MJ Flora dan Taman Bunga Nusantara. Dengan adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan BPBPI dapat menjalin kerjasama dengan berbagai mitra dalam pengembangan bioteknologi, khususnya dalam usaha tanaman hias.
Oleh: Rizka Tamania Saptari dan Masna Maya Sinta