Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Meningkatnya permintaan kakao dunia, keterbatasan pasokan biji kakao dari negara produsen utama (Pantai Gading dan Ghana), ketersediaan lahan potensial, tenaga ahli dan teknologi serta minat masyarakat yang tinggi terhadap kakao merupakan peluang besar yang bisa dikelola dan dikembangkan, sehingga mendorong pengembangan industri kakao menjadi produk jadi dan produk setengah jadi serta pengembangan pasar dalam negeri. Walaupun demikian, hal ini tidak mudah untuk direalisasikan karena banyak sekali permasalahan yang dihadapi perkakaoan nasional diantaranya adalah produktivitas dan mutu biji kakao Indonesia masih rendah dan kebijakan harga oleh Pemerintah. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat minim. Dalam rangka mempertajam pemahaman mengenai “Pengelolaan Tanaman Kakao Terpadu Melalui Pendekatan Bioteknologi Menuju Perkebunan Kakao Berkelanjutan” maka Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia menyelenggaralan pelatihan selama tiga hari yang berlangsung pada tanggal 4 – 6 Februari 2014. Pelatihan diikuti oleh berbagai instansi diantaranya PTPN, Perkebunan kakao swasta, akademisi, petani rakyat, dan PT Petrosida Gresik.
Kegiatan dibuka oleh Dr. Priyono, DIRS selaku Kepala Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Pada hari pertama, para peserta mendapat pembekalan empat materi yaitu “Prospek perkebunan kakao di era ekonomi bebas” oleh Dr. Herman Hanafiah, PT.RPN. Materi kedua “Pemeliharaan kesuburan lahan kakao” oleh Ir. Arief Iswanto, MSc, PPKK Jember. Materi ketiga yaitu “Pengendalian hama dan penyakit terpadu menggunakan teknologi ramah lingkungan” oleh Dr. Darmono Taniwiryono, BPBPI. Materi keempat yaitu “Teknologi pengolahan kakao untuk menunjang perkebunan kakao yang berkelanjutan” oleh Dr. Tri Panji, BPBPI dan dilanjutkan dengan praktek pengelolaan pembibitan kakao klonal serta aplikasi stamino dan biokaosida dalam pengendalian hama penyakit pada kakao.
Pada hari kedua, para peserta mendapat pembekalan materi yang lebih mendalam mengenai pengelolaan tanaman kakao. Materi tersebut adalah “Rehabilitasi dan pengelolaan pangkasan kakao untuk peningkatan produksi” oleh Dr. Adi Prawoto, Puslit Kopi dan Kakao, “Pembuatan pupuk organik diperkaya mikroba unggul di lahan kakao (in situ)” dan “Pengelolaan tanaman kakao terpadu menuju perkebunan kakao berkelanjutan” oleh Dr. Agus Purwantara, BPBPI dilanjutkan dengan praktek Rehabilitasi kakao dengan sambung samping dan pangkasan serta Pembuatan pupuk organik diperkaya mikroba unggul in situ. Pada hari kedua ini kegiatan ditutup dengan diskusi umum yang di dalamnya membahas mengenai pengelolaan tanaman kako secara terpadu melalui pendekatan bioteknologi. Pengelolaan tanaman terpadu memiliki arti bahwa semua pengelolaan harus dilakukan secara terkoordinir dan terakomodasi dengan baik. Dari awal pembibitan hingga pascapanen. Pengelolaan tanah tidak terlepas pada kondisi tanah, setiap daerah memiliki struktur dan kualitas tanah yang berbeda sehingga tata cara pengelolaan tanah didasarkan pada kondisi tanah. Pemeliharaan Tanaman kakao meliputi beberapa hal yaitu: 1) Penyiapan bibit unggul, 2) Persemaian, 3) Pemupukan, 4) Pemangkasan, 5) Pengelolaan Tanaman Pelindung, dan 6) Pengendalian Hama dan Penyakit
Peserta pelatihan dan panitia pada acara kunjungan agrowisata
Pada hari ketiga peserta diajak untuk menikmati keindahan panorama alam di kota bogor yaitu ke wahana agrowisata Pasir Mukti dan Kebun Raya Bogor. Di Agrowisata Pasir Mukti peserta dapat melihat pengelolaan pertanian, hortikultura dan peternakan yang terintegrasi. Paket yang disediakan meliputi pengenalan tanaman pertanian dan hortikultura untuk kalangan TK, SD, SMP, SMA, sampai masyarakat umum. Kebun Raya Bogor menampilkan berbagai jenis tanaman dari seluruh Indonesia. Peserta sangat tertarik pada nursery tanaman anggrek yang juga menyediakan berbagai souvenir Kebun Raya Bogor khususnya anggrek khas Indonesia, seperti anggrek hitam Papua.
Oleh : Sri Wahyuni, ST dan Irma Kresnawati, SSi