Pada awalnya, Djoko Sumarno, SP., MM., staf Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) yang berinisiatif menyertakan kopi milik petani binaannya, dari Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk ikut dalam Banyuwangi Coffee Specialty Nusantara Festival, yang merupakan kontes kopi spesialti tingkat nasional yang akan dilaksanakan di Banyuwangi, Jawa Timur. Djoko Sumarno, SP., MM., yang saat ini bertugas sebagai Peneliti Pengembang PPKKI yang banyak bertugas sebagai pembimbing petani kopi di daerah, merupakan kolega sekaligus kawan dekat Dr Priyono, Peneliti PPKKI yang kini menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI). Kedekatan hubungan keduanya didasari oleh idealisme yang sama untuk membantu meningkatkan pendapatan petani kopi sekaligus keinginan untuk megangkat citra kopi Indonesia di mata dunia.
Dr Priyono sering menitipkan agens starter fermentasi kopi “Ciragi” produksi PPBBI kepada Djoko Sumarno untuk diujicoba di wilayah petani binaannya di sentra penghasil kopi di Indonesia, antara lain Aceh, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Bali, untuk menghemat biaya perjalanan. Beberapa kopi hasil aplikasi Ciragi telah diuji citarasanya dengan hasil yang memuaskan.
Pada saat mengetahui ada event Banyuwangi Coffee Specialty Nusantara Festival, Djoko Sumarno, SP., MM., berinisiatif untuk mengikutkan kopi Arabika dan kopi Robusta milik John Sentis (Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Manggarai NTT) yang difermentasi dengan Ciragi tanpa memberitahu ke PPBBI. Kontes kopi tingkat nasional ini sangat kompetitif, bukan hanya dari jumlah peserta, tetapi juga juri yang menilai merupakan juri kelas dunia, antara lain Paul De Haan dari Belanda, Mirella Cielek dari Jerman. Tester kopi Internasional dari Indonesia seperti Iwan Subekti, Dr Surip Mawardi, Ir Yusianto, serta beberapa peneliti kopi dari PPKKI. Namun, saat kopi milik John Sentis yang disertakan itu masuk dalam daftar 20 besar dari 137 sampel kopi yang diikutkan dalam festival, Djoko Sumarno, SP., MM., memberitahukan hal tersebut kepada Dr Priyono. Kontan hal itu disampaikan kepada beberapa peneliti PPBBI yang kemudian memantau perkembangan hasil kontes kopi tersebut
Besoknya, saat kopi milik John Sentis diumumkan sebagai pemenang pertama baik kopi Arabika maupun kopi Robusta, John Sentis sangat gembira dengan hasil ini, karena dia langsung memperoleh order 1,5 kontainer kopi green bean dari Belanda. Kegembiraan tersebut melengkapi kebahagiannya yang disampaikan kepada Dr Priyono 2 minggu sebelumnya bahwa telah ada trader Indonesia yang memesan 1 kontainer kopi hasil fermentasi yang menggunakan Ciragi. Informasi yang sampai ke Dr Priyono ini segera disebarkan kepada karyawan PPBBI yang menyambut gembira kemenangan tersebut, karena berarti produk PPBBI bernama “CIRAGI” telah memainkan peran kuncinya dalam fermentasi kopi untuk menghasilkan calon citarasa kopi yang istimewa. Calon citarasa kopi ini yang selanjutnya menjadi citarasa kopi saat kopi disangrai. Terima kasih kepada Djoko Sumarno, SP., MM atas inisiatifnya menyertakan kopi yang difermentasi dengan CIRAGI dalam kontes kopi tersebut. Selamat kepada John Sentis yang kopinya mampu menembus pasar Internasional. Keberhasilan ini melengkapi kesuksesan Sdr Ir Wildan Mustofa, MM, yang menggunakan Ciragi dan telah memperoleh 3 kemenangan dalam tiga kontes kopi tahun 2014. Raihan ini menunjukkan semakin tidak terbantahkan bahwa Ciragi konsisten memperbaiki citarasa kopi. Selamat juga kepada PPBBI dan Tim CIRAGI yang berkontribusi penting dalam mengangkat citarasa kopi nasional. Terima kasih dan bravo PT RPN yang tiada henti berinovasi.
Penulis : Dr. Tri Panji, Dr. Priyono, DIRS & Ir. Suharyanto, MSi