Rehabilitasi lahan pasca tambang dalam rangka pembangunan berkelanjutan harus lebih diarahkan kepada pengembangan lahan produktif ramah lingkungan yang lebih konseptual. Kriteria penambangan yang baik harus mematuhi kaidah peraturan perundang-undangan yang intinya mengatur perencanaan menyeluruh sesuai standar baku teknologi penambangan yang tepat sesuai kebutuhan, prinsip efisiensi efektifitas dan nilai tambah, prinsip konservasi keterpaduan sektor hulu dan hilir, keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan, serta melindungi plasma nutfah lokal.
Peraturan Pemerintah RI No.78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang dan Permen ESDM No.7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pasca Tambang pada kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sudah harus dapat diimplementasikan dalam setiap kegiatan penambangan serta peruntukannya bagi kegiatan reboisasi hutan, pertanian, perkebunan, peternakan, pemukiman, reservoar air baku atau perikanan dan ekowisata.
Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) telah menyelenggarakan Workshop Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang untuk Perkebunan dan Kehutanan pada tanggal 24-26 Maret 2015. Kegiatan workshop ini diikuti oleh 29 peserta yang berasal dari perkebunan swasta, perusahaan pupuk nasional, dinas perkebunan dan kehutanan provinsi, akademisi, dan peneliti lingkup PT Riset Perkebunan Nusantara. Workshop ini merupakan salah satu upaya untuk menghimpun masukan dan rumusan, konsep, model, dan prinsip pengelolaan lahan pasca tambang yang sesuai dengan kondisi agroekologi serta teknologi pendukungnya. Dalam konteks ini riset dan teknologi yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan solusi terhadap upaya rehabilitasi untuk pengembangan lahan perkebunan dan kehutanan yang produktif dan berkelanjutan.
Nara sumber dalam kegiatan workshop merupakan praktisi, peneliti, dan perwakilan pengambil kebijakan yang telah berkecimpung cukup lama dalam bidang reklamasi dan pengelolaan lahan pasca tambang. Ir. Hardianur (dari Kementerian ESDM); Ir. Suryadi (PT Bukit Asam); Dr. Iskandar dan Dr. Darmawan (praktisi dan dosen dari IPB). Sementara dari lingkup PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), nara sumber diwakili oleh Dr. Didiek H. Goenadi (KanDir RPN); Dr. Thomas Widjaya (PPK); Dr. Laksmita P. Santi (PPBBI); Dr. Happy Widiastuti (PPBBI); dan Dr. Tri Panji (PPBBI).
Dalam kata sambutannya, Direktur PPBBI menyampaikan peluang penggunaan bahan tanam bibit karet untuk lahan pasca tambang dan green business bibit kelapa kopyor jenis genjah untuk kegiatan usaha di lahan pra tambang. Dr. Didiek H. Goenadi menganjurkan penggunaan tanaman perkebunan non pangan sebagai salah satu strategi yang tepat untuk pengelolaan areal pasca tambang. Teknis budidaya tanaman karet di lahan sub optimal, penggunaan bakteri pereduksi logam berat (Hg) untuk areal persawahan yang terletak di sekitar lokasi penambangan emas, serta pemanfaatan mikoriza, LCC, teknik biosorbsi, dan TKKS untuk pengelolaan lahan pasca tambang telah disampaikan oleh nara sumber dari lingkup PT RPN. Kebijakan, pengelolaan, dan pengalaman teknis dari nara sumber tamu yang cukup berkompeten di bidang penambangan merupakan “soko guru” yang paling baik untuk dapat dishare bersama oleh seluruh peserta workshop.
Pembekalan teknik analisis cemaran logam berat disampaikan dalam bentuk praktikum singkat serta dilaksanakan di Laboratorium Pengujian (LP-PPBBI) yang telah memiliki sertifikat KAN. Workshop ini juga diisi dengan pemutaran film dokumenter tentang: (i) kegiatan reklamasi di PT Freeport Indonesia, (ii) Tragedi Minamata, dan (iii) Tahapan Reklamasi (Land & Reclamation).
Kegiatan workshop pada hari ketiga (terakhir) ditutup dengan melakukan kegiatan field trip ke Holcim Educational Forest (HEF). Lokasi HEF terletak di desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Pembelajaran yang dapat dipetik dari kunjungan ini adalah potensi area untuk melakukan berbagai kegiatan riset yang mendukung reklamasi lahan, khususnya untuk area bekas penambangan kapur dan silica, revegetasi, aspek sosial ekonomi, potensi ekowisata, biodiversity, potensi hasil hutan non kayu, dan tinjauan keberhasilan pengembangan bahan tanam indigenous.
Terima kasih kepada seluruh panitia serta para peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam mengisi diskusi yang sangat hidup. Salam semangat untuk selalu belajar dan berkarya nyata bagi pengembalian ekosistem alam.
Penulis : Dr. Laksmita Prima Santi, M.Si.