PPKS Unit Bogor

BPBPI Mendapatkan Anugerah Pusat Unggulan Iptek dari Kemenristek dan Dikti

Kado akhir tahun yang manis untuk Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI). Kerja keras para peneliti dan karyawan BPBPI yang tiada henti berinovasi dan berbagi untuk negeri akhirnya terbayarkan sudah. Hari Senin, tgl 16 Desember 2014, bertempat di Auditorium Utama gedung BPPT Jakarta, BPBPI mendapatkan anugerah sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Bioteknologi Perkebunan. Penganugerahan diberikan langsung oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si., Akt., Ph.D kepada Kepala Balai Dr. Ir. Priyono, DIRS.

BPBPI merupakan satu dari empat lembaga litbang yang mendapatkan penghargaan anugerah PUI tahun 2014. Sejak dikembangkan pada tahun 2011, lembaga litbang yang telah dikembangkan sebagai PUI berjumlah 27, dan 9 diantaranya, termasuk BPBPI, telah dikukuhkan sebagai PUI. BPBPI mendapatkan anugerah PUI sebagai Pusat Unggulan Iptek Bioteknologi Perkebunan dengan aktivitas riset berbasis kultur jaringan, mikrobiologi, limbah industri perkebunan, dan nilai tambah perkebunan. BPBPI memiliki sejarah panjang sebagai lembaga riset perkebunan. Berbagai inovasi telah dihasilkan dan banyak diantaranya sudah dikomersialkan dan dimanfaatkan oleh praktisi perkebunan di Indonesia. Dari sisi ilmiah, publikasi yang dihasilkan oleh peneliti BPBPI sudah diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut BPBPI dinilai sangat layak untuk menjadi PUI oleh Kemenristek dan Dikti.

Penganugerahan PUI 2014 kali ini dihadiri oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Wakil Gubernur Jawa Barat, para Deputi dan Kepala lembaga di bawah Kemenristek dan Dikti dan pimpinan lembaga litbang dan perguruan tinggi, serta perwakilan sektor industri. Acara tersebut sekaligus dilakukan penandatanganan Master Plan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek oleh Deputi Bidang Kelembagaan Iptek (Dr. Mulyanto) dan 11 pimpinan lembaga litbang yang dikembangkan tahun 2014 dengan disaksikan oleh Menristek dan Dikti. Dalam Pidatonya, Menristek dan Dikti mengatakan bahwa riset harus dilakukan by order. Hasil riset pun harus bisa dihilirisasi. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan terhadap riset yang dilakukan agar ke depannya lebih baik dan bermanfaat untuk masyarakat. “Dari sisi anggaran riset, pada 2014 hanya 0,09 persen dari Gross Domestic Product, jauh dibanding Thailand 0,25 persen, Malaysia 1 persen dan Singapura 2,15 persen,” ujar Menristek dan Dikti.

PUI merupakan salah satu program dari Kemenristek dan Dikti sejak tahun 2011 yang bertujuan untuk menguatkan lembaga litbang, baik yang berada di Perguruan Tinggi (PT), Lembaga Pemerintah Kementerian (LPK), Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), maupun badan usaha agar mampu menghasilkan inovasi yang berbasis demand driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi (dunia usaha, Industri Kecil dan Menengah (IKM), pemerintah dan masyarakat) di setiap koridor ekonomi sesuai potensi ekonomi daerah dan tema/isu strategis dalam tujuh bidang focus pembangunan iptek.

Program PUI ini juga bertujuan untuk meningkatkan indek daya saing Indonesia di tingkat global yang mengalami fluktuasi. Indek daya saing Indonesia berdasarkan The Global Competitiveness Report 2012-2013 kembali menurun dengan menempati peringkat ke-50 dari 144 negara. Salah satu pilar pengukuran indek daya saing tersebut adalah pilar inovasi. Indonesia sendiri pada tahun 2012 mengalami penurunan pada pilar inovasi dari peringkat ke-36 menjadi peringkat ke-39. Dengan adanya program PUI dan lembaga-lembaga yang mendapatkan anugrah PUI ini, peringkat inovasi tersebut bisa ditingkatkan.

Pameran dan gelar teknologi oleh lembaga litbang yang mendapatkan anugerah PUI digelar di lantai 1 gedung BPPT.Inovasi-inovasi unggulan dari setiap lembaga litbang ditampilkan di stand-stand tersebut. BPBPI menampilkan beberapa hasil invoasi unggulan, antara lain: bibit kelapa kopyor kultur jaringan, bibit pisang kultur jaringan, pemanis stevia, suplemen kesehatan (spirulina), starter fermentasi kopi (Ciragi), biostimulan (Citorin), biodekomposer, dan pembenah tanah (Humakos). Salah seorang staf Kemenristek dan Dikti mengantarkan wartawan ke stand BPBPI sambil berseloroh, “Ini Biotek Perkebunan yang mendapatkan nilai tertinggi”. Kado akhir tahun yang manis untuk BPBPI.


Share di Facebook