- Dr. Riza Arief Putranto, D.E.A
Memasuki era New Breeding Techniques untuk tanaman: apa yang kita ketahui hingga saat ini?
Dunia kini memasuki era dimana pemuliaan tanaman dapat dilakukan menggunakan serangkaian New Breeding Technqiques (NBT) yang lebih akurat dan cepat dibanding teknik konvensional. Meskipun baru berkembang pada satu dekade terakhir, NBT sangat cepat diadopsi oleh stakeholders baik akademisi dan industri. Namun demikian, NBT menghadapi ketidakjelasan regulasi yang membuat teknologi ini masih sulit diterima oleh masyarakat. Tantangan ke depan adalah bagaimana masyarakat mengenal dan memahami NBT agar jika saatnya tiba, NBT mampu mendukung ketahanan pangan.
Teknik Pemuliaan Tanaman Baru (Next Breeding Techniques, NBT) adalah metode yang memungkinkan pengembangan varietas tanaman baru pembawa sifat yang diinginkan dengan melakukan modifikasi DNA dari benih dan/atau sel tanaman [1]. NBT ini baru dikembangkan pada satu dekade terakhir, masih berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga masih disebut sebagai teknik “baru”. NBT sendiri tidak terbatas pada beberapa praktik pemuliaan tanaman yang masih terus berkembang. Meskipun demikian, menurut Komisi Eropa (European Commission, EC), beberapa teknik pemuliaan tanaman yang saat ini tergolong sebagai NBT utama adalah (1) Site-Directed Nucleases (SDN, termasuk di dalamnya sistem ZFN dan CRISPR), (2) Oligonucleotide Direted Mutagenesis (ODM), (3) Cisgenesis, (4) RNA-dependent DNA methylation (RdDM), (5) New Grafting (batang atas non-GM pada batang bawah GM), (6) Reverse breeding, dan (7) Agro-infiltration.